STIKesMuNews, Lhokseumawe – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, dengan meraih juara I lomba poster dalam rangka peringatan Hari Pangan Dunia 2024.
“Prestasi ini tentu saja tidak hanya menjadi kebanggaan kami di STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, tetapi juga membawa harum nama Kota Lhokseumawe-Aceh. Kami bangga kepada anak didik kami atas prestasi yang mereka capai,” kata Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Rabu.
Peringatan Hari Pangan Sedunia 2024 mengusung tema “Hak atas pangan untuk kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih baik”. Farah Annisa menggambar yang berjudul “Tempe Protein Pahlawan Penyelamat Vegan Dunia “. Dimana didalam poster tersebut, Farah Annisa menggambar tempe beserta manfaat yang dihasilkan dari tempe tersebut.
Untuk mempersiapkan materi lomba, Farah Annisa dibantu Kaprodi Gizi yaitu Rizki Maulidya, M.Gz. Sejak lomba diumumkan, Kaprodi Gizi beserta dosen langsung berkonsentrasi membantu para mahasiswa yang ikut lomba mempelajari aturan dan tema lomba yang kemudian menjadi acuan bagi mereka mencari ide poster.
Poster dibuat secara manual dengan digambar atau bukan melalui proses desain komputer. Artinya, peserta yang diikutkan adalah orang-orang terpilih yang memiliki kemampuan bagus dalam menggambar.
“Kalau tidak dibimbing maka mereka kurang fokus. Hal terpenting adalah ide pertama dalam membuat gambar dan fokus. Walaupun gambar posternya bagus tapi kalau tidak sesuai tema maka peluang menang itu kecil,” ujar Kiki, sapaan kaprodi Gizi.
Dosen pendamping dengan serius mengawal dan mengevaluasi hasil karya mahasiswa mereka. Total sekitar tiga bulan waktu dihabiskan dan beberapa kali harus diulang untuk mendapatkan poster yang dianggap lebih baik.
“Evaluasi kami, anak-anak kadang mepet padahal sudah sering diingatkan. Tahun depan kami harus siapkan lebih awal sehingga diharapkan hasilnya bisa lebih bagus. Narasi dan gambar posternya saling mendukung dan memperkuat,” kata Kiki kembali.
Menurutnya, menggambar tanpa tema itu banyak yang bisa, namun ketika disodorkan tema maka banyak yang kurang fokus.
“Kami juga mempelajari tema dan karya-karya poster yang pernah menjadi juara tahun-tahun sebelumnya. Makanya kami perkuat unsur kearifan lokal. Itu yang sepertinya menjadi poin penting penilaian,” ujar Kiki.
Farah Annisa, Mahasiswi yang meraih juara I lomba poster internasional itu, mengaku senang bisa meraih prestasi tersebut.Dia berterima kasih karena telah dibimbing sehingga bisa menghasilkan poster yang bagus.
“Ada tiga kali ganti hingga bisa selesai. Kendala memang kehabisan ide ketika diberikan tema makanya perlu bimbingan agar tetap terarah,” katanya.